Pada Senin siang, 3 Januari, pelabuhan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi saksi dari aksi protes yang dilakukan oleh ratusan truk besar. Mereka memblokade pintu masuk dan keluar pelabuhan selama sekitar 4 jam sebagai bentuk penolakan terhadap penertiban truk over dimensi atau over loading (ODOL).
Demonstrasi ini dipicu oleh surat edaran Menteri Perhubungan Nomor 21 tahun 2019 tentang pengawasan terhadap mobil barang yang melanggar ukuran lebih (over dimension) dan muatan lebih (over loading). Para sopir truk merasa bahwa aturan ini sangat memberatkan bagi mereka yang bekerja dalam industri logistik.
Pendemo menampilkan spanduk-spanduk penolakan terhadap surat edaran tersebut sebagai tanda protes mereka. Mereka dengan sengaja memarkir truk-truk mereka di pintu masuk pelabuhan, menghalangi akses keluar-masuk kendaraan lainnya.
Aksi ini merupakan bentuk permintaan kepada pemerintah pusat untuk merevisi peraturan tentang penertiban truk over dimensi dan over loading. Namun, untuk mencegah terjadinya aksi anarkis, polresta Banyuwangi telah mengerahkan pasukan pengamanan yang sebelumnya telah ditempatkan di pelabuhan selama libur Natal dan tahun baru.
Protes ini menunjukkan ketegangan antara kepentingan para sopir truk dan upaya pemerintah untuk meningkatkan keselamatan dan regulasi dalam sektor transportasi. Harapannya, kedua pihak dapat menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah ini.
